Penasaran mencoba Hal Baru yang Menagihkan CH.END

Lawastoto

Penantian kami buat memamerkan keseksian tubuhku beberapa jam berikutnya, terasa sangat mengecewakan karena tidak terjadi apa-apa sama sekali. saya masih mengenakan gaun tidur seksi, serta Rudi masih berulangkali mengintip-intip dari ventilasi menggunakan tirai setengah terbuka .

Sejenak, kami mulai putus asa menantikan kegembiraan lagi dimalam itu, sebab tidak ada siapapun yg lewat di depan jendela kamar kami.

Lawastoto

namun ketika terdapat sebuah mobil yg datang-tiba masuk ke dalam area parkiran hotel dan parkir di dekat kamar kami, rasa suka seolah tiba-tiba ikut timbul serta menarik ujung-ujung bibir kami menjadi sebuah senyum mesum yg relatif aneh.

“ada orang tiba Mi… serta tampaknya dia datang sendirian…” Ujar Rudi menggunakan nada riang yg kemudian lari mendekat ke arah pintu depan kamar hotel sambil terus mengawasi pemuda yg baru tiba itu.

“Miii… orang yang dateng barusan tuh cowok yg tadi siang onani didepan kamar kita…. dia masuk kamar dengan meninggalkan pintu mobilnya terbuka… sempurna dia bakal pulang buat merogoh sesuatu…” kata Rudi lagi.

mirip seseorang singa yang melihat rusa gemuk, Rudi pun eksklusif memutar otak guna mendapatkan perhatian pemuda itu tersebut. serta, tidak beberapa lama lalu, Rudi mendapatkan sebuah inspirasi cemerlang.

“Mia… aku akan pergi ke mobil dan berpura-pura buat mengambil barang… lalu saya akan memanggilmu buat menanyakan sesuatu…” katanya lirih kearahku sembari terus mengawasi kondisi diluar kamar.

“serta saat saya memanggilmu, engkau segera melangkah keluar… saya yakin beliau sempurna akan melihat keseksian tubuhmu dibalik baju tidur transparan itu…” tambahnya sambil tersenyum.

Tanpa menunggu responku sama sekali, begitu selesai menyebutkan planning mesumnya, Rudi eksklusif keluar kamar serta menuju ke arah mobilnya sambil membiarkan pintu kamar kami sedikit terbuka.

dengan perlahan aku berjingkat turun berasal atas tempat tidur, dan mengintip keluar buat melihat sosok cowok yg baru saja checkin di hotel ini. Entah kenapa aku tiba-tiba ingin mengetahui bagaimana rupa cowok calon korban kami.

“Ooowww… namanya Helmy… Hmmm… tampan pula…” batinku sembari terus memantau sosok cowok yang sedang keluar masuk dari kendaraan beroda empat ke kamarnya itu.

Sayup-sayup, aku mendengar dialog Rudi menggunakan Helmy. aku mendengar mereka saling kenal dan bertukar sapa, hingga tiba-datang Rudi memanggilku menggunakan nada yg relatif lantang.

“Lenny… barangnya ga ada di dashboard… tadi kamu narohnya dimana…?”

“Lenny? Siapa jua Lenny itu? Nama saya khan Mia. Atau, apakah itu kode berasal Rudi?” sekilas aku bingung akan ke-kreatif-an cowok satu itu.

“Lenny sayang….?” Panggil Rudi lagi.

sepertinya itu benar-benar kode berasal Rudi supaya memintaku keluar asal kamar dan menunjukkan kemolekkan tubuhku.

menggunakan berpakaian yang masih sangat minim, aku menarik napas panjang serta melangkahkan kaki jenjangku keluar dari pintu kamar hotel ke page kamar hotel yang dingin itu.

“tersebut saya taruh situ sayang…. Coba deh cari lagi…” jawabku sekenanya sembari mengarah kearah dashboard mobil, sebab memang aku tidak tahu apa yg dimaksud sang Rudi berasal pertanyaannya.

Sengaja aku lontarkan jawaban dengan nada suara manja serta genit agar relatif menarik perhatian Helmy. dan sahih saja, begitu mendengar ke suaraku. Cowok asing itu langsung menengok ke arahku berdiri.

Walau hari sudah malam dan suasana disekitar area parkir hotel itu sudah gelap, tapi saya konfiden, terangnya cahaya lampu kamar tidur yang menyinariku asal belakang, mampu menawarkan siluet kemontokan lekuk tubuh seksiku.

Helmy seketika berdiri tertegun sembari menatap kearahku menggunakan mata tidak berkedip. tidak diragukan lagi, ia mengagumi tubuh setengah telanjang menggunakan balutan sandang seksi semi transparan milikku ini.

“Nggak terdapat Lenny…. kondomnya nggak ada disini… “ jelas Rudi. “saya pulang dulu deh… mau beli ke kecil market terdekat…” tambahnya lagi.

sesudah konfiden Bila rencananya dapat terdengar jelas sang Helmy, Rudi eksklusif balik lagi ke arah kamar hotel dan berpura-pura merogoh kunci kendaraan beroda empat yang aku tahu jelas, kunci itu masih berada pada kantong celananya.

Rudi terlihat begitu bersemangat. Tubuhnya bahkan terasa bergetar begitu memeluk serta mengecup pipiku saat ia hendak pergi sebentar ke minimarket.

“Ini bakal menjadi malam yang menggairahkan…” girangnya “Mungkin menggunakan kepergianku ini, cowok itu bakal menggodamu lebih jauh lagi…. Yup… semoga beliau menggodamu….”

Itil V3
selesainya mengetahui kepergian Rudi, dadaku mendadak berdebar begitu kencang. Entah sebab takut karena sendirian pada hotel, atau karena menantikan kejadian seru yang mungkin akan kualami beberapa waktu lagi.

dan sahih, kejadian seru itu segera mulai tanpa perlu menunggu saat yang terlalu lama . karena sehabis kepergian Rudi, tidak sampai satu mnt kemudian, saya mendengar terdapat suara ketukan ringan pada pintu depan.

“TOK…TOK…TOK…”

saya pribadi shock waktu mendengarnya. “Oh yang kuasa,” pikirku dalam hati menggunakan sedikit panik, “Apa yg wajib kulakukan…?”

“Siapa ya orang yang mengetuk pintu itu….?”

“Mau ngapain ya orang yg mengetuk pintu itu…?”

“jika contohnya orang yang mengetuk pintu itu memiliki niatan jahat, saya wajib minta tolong ke siapa ya…?”

pada waktu yang relatif singkat itu, puluhan pertanyaan dan pikiran negatif, mendadak timbul pada otakku. tetapi entah kenapa, ada dorongan dalam hati yang menyuruhku buat menyambut sosok yang sedang mengetuk pintu itu, entah siapapun dia.

Hal mesum ini terjadi begitu cepat, bahkan terlalu cepat. sebab saya sama sekali tidak memiliki persiapan apapun buat menghadapinya.

TOK…TOK…TOK… “Mbak Lenny….. “ TOK…TOK…TOK…

asal suara panggilannya, aku eksklusif memahami Bila orang yg sedang berada pada pulang pintu kamar tidurku artinya Helmy, sosok lelaki yang baru saja mendengar percakapan singkatku serta Rudi. Sosok yang pula sore tadi beronani didepan jendela kamarku. Sosok yg memuaskan nafsu bejat penisnya menggunakan menatap tubuh seksiku. Sosok yg baru beberapa ketika kemudian, menumpahkan lendir kejantanannya tepat pada hadapanku dan mantan pacarku.

CKLEK…

Kubuka pintu kamar tidurku dan kukeluarkan kepalaku.

“Ya… terdapat apa ya…?” tanyaku pelan.

buat beberapa waktu, Helmy terlihat sedikit terperangah saat melihatku yg menyambut ketukan pintunya. beliau seolah melihat sosok idaman yang sudah usang dia impikan. Sama sekali tidak berkedip menggunakan ekspresi menganga.

“Mas… terdapat apa ya…?” tanyaku lagi.

Helmy sepertinya memahami sahih Jika saati ini Rudi sedang pergi, serta sepertinya ia tidak mempunyai keraguan untuk merogoh resiko pada kesempatan sekecil apapun.

mirip seorang pencoleng professional, Mata Helmy berulang kali melihat tubuhku asal atas ke bawah menggunakan senyum mesum pada wajahnya. Senyum yg sekilas membuatku merasa jengah karena itu. sesekali, mata tajamnya pula menjelajah seluruh penjuru kamar yang saya tempati, memastikan Jika ketika itu hanya terdapat aku seseorang diri.

“terdapat apa ya mas….?” Tanyaku buat kesekian kalinya.

“sepertinya kamu butuh ini ya mbak….?” Jawab Helmy singkat.

DEG….

datang-datang, sosok lelaki yang terdapat di hadapanku, melakukan hal yg sama sekali tidak pernah saya bayangkan.

ia menyodorkan satu pack kondom ke arahku sembari tersenyum simpul.

saya tergagap, sama sekali tidak mampu mengucapkan sepatah katapun. sampai beberapa waktu kemudian aku mampu sedikit tersadar akan lamunan senyum manisnya serta berkata “Makasih ya mas… akan tetapi cowokku udah beli ke minimarket terdekat kok… ”

“Ya aku memahami,” ucap Helmy dengan mata yg tidak pernah tanggal menatap gumpalan daging payudara setengah terbukaku yang terpampang kentara di depan wajahnya.

Walau awal sikapnya terlihat begitu mesum, tapi begitu di akhirnya ia menatap pribadi ke mataku, entah kenapa datang-datang aku merasa memalukan dan menghindari tatapannya.

“engkau seksi sekali mbak… ” pungkasnya lirih sembari terus menatap ke 2 mataku.

saya mendongak ke wajahnya sambil berkata membuat malu “Makasih mas…”

menggunakan sigap Helmy tiba-tiba maju selangkah, mendekat kearahku berdiri. sampai jeda antara kami hanya sejauh jengkalan tangan.

Melihat sikapnya yg begitu berani, saya hanya bisa menundukkan wajahku, menatap kaki serta lantai kawasan lelaki berani itu berdiri.

asal kakinya saja, saya memahami Bila Helmy adalah seorang pekerja keras. Benetuk kakinya terlihat kokoh, menggunakan tonjolan urat di punggung telapaknya. Betisnya benar-benar bundar serta penuh dengan rambut. Lututnya bersiku serta pahanya gempal. Tubuh Helmy benar-benar terlihat seperti organ tubuh seseorang atlit. kuat.

tetapi terdapat satu hal yang membuatku entah kenapa diam saja mendapatkan perlakuan mesumnya itu. saya penasaran akan benda yang terdapat dibalik celana kolor yang ia kenakan waktu itu.

Celana kolor menggunakan tonjolan daging berurat yg terdapat dibaliknya. Celana kolor yang tidak bisa menyembunyikan kegagahan seseorang pria dewasa. Celana kolor yang sebentar lagi, mungkin, akan aku lepaskan guna menikmati kejantanan btg kelelakiannya.

“Kalo saya punya cewe secantik kamu, ga bakalan aku tinggalin engkau sendirian disini… “ ucap Helmy percaya diri. Diraihnya tanganku yg selama ini berada didepan tubuhku serta dibawa mendekat kearah bibirnya . lalu menggunakan perilaku bak seseorang gentlemen, dikecupnya punggung tangan serta jemari tanganku berulang-ulang.

“Mbak Lenny… engkau memang seseorang bidadari… yg amat amat amat sangat disayangkan buat disia-siakan….” Bisiknya lirih, sembari kemudian, dengan berani, tangan Helmy menyentuh ujung daguku, membawa wajahku agar melihat kearahnya.

lalu terakhir, tanpa berkata sepatah katapun, tangan berani itu turun kearah belahan payudaraku dan menyelipkan pack kondom yg barusan saja ditawarkannya pemiliknya ke belahan payudaraku.

sampai akhirnya, dia kembali ke pada kamar tidurnya.

aku berdiri pada depan pintu kamarku yang masih terbuka. Merasa gemetar, gembira, gugup, terhina, sekaligus suka , menggunakan apa yg terjadi barusan.

seseorang lelaki yang tidak aku kenal, dengan berani menunjukkan sepack kondom ketika pacarku sedang tak terdapat pada pada kamar, serta menggunakan tenangnya dia menyelipkan pack kondom itu diantara belahan daging payudaraku. dan anehnya, saya sama sekali tidak melarang ataupun marah sedikitpun padanya.

***

tidak beberapa lama , serta saat Rudi balik , aku pribadi menceritakan apa yang terjadi beberapa saat kemudian. saat dimana saya kedatangan seseorang lelaki waktu Rudi sedang berpura-pura meninggalkanku buat membeli kondom.

Alih-alih merasa cemburu, Rudi malah bertingkah kebalikannya. beliau begitu senang serta sangat tertarik akan cerita yang aku sampaikan kepadanya.

“engkau pasti ngebuat si Helmy mabok kepayang sayang…” teriak Rudi sembari tidak henti-hentinya menciumi wajahku.

“Udah khan sayang… kamu kini bakal ngabulin kepenganku…?” tanyaku manja. Kerentangkan ke 2 tanganku dan kurangkul belakang lehernya.

“Hmmm… iya sih…. Cumaaaannnn…..”

“Cuman apaan ya…?” tanyaku was-was.

“Jangan marah dulu ya….”

“Apaasih…?”

“Janji dulu engkau nggak bakal marah….”

“Iya… mia ga bakal murka … Cuman apaan?”

“aku pengen ngliat kamu ngentotin beliau….”

***

“Hmmm… anu mas… sorry ya kalo gw ngeganggu… “ kata Rudy sembari tersenyum puas.

“ada apa ya…?” Ucap Helmy sambil menghisap sebatang rokok.

“Anu… gw cuman mau bilang thanks ya buat bantuannya tersebut, cuman….”

“Cuman apa ya….?”

“Mas masih punya stock kondom lagi nggak? Soalnya tadi saya udah muter-muter cari di pasar swalayan terdekat ga nemu satupun, nggak tau kenapa, mereka semua bilang sedang kehabisan stock…

“Aneh banget….? Mungkin sedang isu terkini kawin kali mas… hahaha…” canda Helmy sembari balik menghisap rokoknya.

“Iya… aneh… cuman masalahnya, sekarang aku sedang butuh banget mas…”

“hmmm…. Lenny itu cewe engkau khan? Cewe resmi kamu khan?”

“Lenny…? Tanya Rudi sedikit resah..

“Iya… cewe seksi yang terdapat di kamar kamu….” kentara Helmy

“Ohhh… iya…” akhirnya Rudi sadar. “Memangnya kenapa ya mas?”

“Kalo saya jadi engkau ya mas…. Sorry ya… “

“Sorry kenapa…?”

“Sorry ya… Kalo saya jadi engkau mas… aku nggak akan pedulikan kondom sama sekali mas… aku bakal entotin beliau dan ngebuang seluruh pejuhku didalem memek beliau… hahahaha….” Helmy tertawa keras.

“Iya sih… cuman aku takut kalo ngebuang pejuh di dalem memek Lenny, beliau bakal hamil…” Bela Rudi lagi.

“Trus kenapa…? Toh beliau cewe resmi engkau khan…?”

“Iya sihh… akan tetapi kira-kira… mas punya stock kondom lagi nggak…?”

“Yah… sorry…itu stock saya yang terakhir… cuman kalo mas masih pengen… mas bisa pulang ke supermarket pada depan SPBU…”

“Depan SPBU yg jauh itu? “

“Yup… Kalo mau enak? usaha mas… hahahaha…”

“Oke deh… aku bakal kesana…. Cuman kalo aku pulang agak usang’an, aku bisa minta tolong mas buat jagain Leny ya…”

“hening aja mas… hening aja… “

***

“sempurna…” Pekik Rudi padaku begitu pulang asal kamar Helmy

“sempurna gimana sayang…?” Tanyaku meminta kejelasan dari Rudi.

“Iya… barusan aku menjelaskan ke Helmy Bila saya akan pergi beberapa waktu…” katanya seru. “dan saya meminta tolong kepadanya supaya menjagamu sebisanya…”

“Ohhh… jadi engkau beneran berniat mengumpankan diriku agar bisa dientotin lelaki lainya…?” ucapku pelan.

“Ayolah sayang… ini khan cuman permainan… sekali-sekali laahh…”

“Sekali-sekali…? akan tetapi khan aku nggak kenal dekat ama beliau sayang…” aku beralasan.

Entah kenapa, kali itu aku merasa terdapat perasaan yg sedikit aneh dengan apa yg akan kami lakukan sementara waktu lagi. aku diharuskan bercinta dengan orang yang aku tidak kenal sama sekali.

“Memangnya dulu aku harus kenal dekat denganmu dulu sebelum di akhirnya aku bisa menikmati keseksian tubuhmu…?”

“Hmmmm….. nggak juga sih….”

“lalu apa bedanya sekarang ama dulu….”

“…………..” aku tidak bisa menjawab pertanyaan Rudi barusan. karena memang, aku sama sekali tak menunggu saat yang terlalu lama buat bercinta ketika pertama kali mengenal dirinya.

“Oke… jadi rencananya seperti ini…” kata Rudi dengan raut wajah serius. mirip mirip seseorang Jenderal yang sedang memberikan strategi perang.

“aku akan berpura-pura pulang membeli kondom ke pasar swalayan… akan tetapi sebetulnya enggak…” menggunakan berfokus Rudi menyampaikan pengarahannya padaku.”aku hanya akan berjalan beberapa belas meter dari hotel dan lalu pulang untuk menyelinap lalu bersembunyi pada kembali kendaraan beroda empat-kendaraan beroda empat yang terdapat diparkiran depan kamar…” tambah Rudi lagi.

“kamu hanya perlu sedikit berias diri, membuka dress sedikit buat memberikan keseksian tubuhmu lagi….” jelas Rudi sembari mengecup keningku serta berjalan kearah pintu hotel. “kamu nggak akan pernah tahu, Bila mampu saja ketika kalian sedang asyik-asyiknya bercinta, aku sudah ada disini dan ikut serta dalam acara seksi ini….”

“Kita mampu saja bakal melakukan threesome… Helmy ngentotin memek kamu… dan aku bakal ngebobol bo’ol kamu… hehehehe….” tutup Rudi sambil menyeringai serta menutup pintu yang terdapat dibelakangnya.

Semenit kemudian saya mendengar kendaraan beroda empat rudi menjauh pulang.

dan buat beberapa ketika, hotel tempatku menginap terasa begitu sunyi.

***

TOK…TOK…TOK…

Hanya beberapa mnt kemudian saya mendengar lagi ketukan lembut di pintu kamar hotelku.

Helmy jelas-kentara tak membuang saat sedikitpun, dia pasti sudah mendengar embarkasi Rudi serta pribadi tiba kekamarku. beliau pasti sangat bernafsu padaku.

“Oh ilahi, apa yg akan terjadi sekarang,” pikirku pada hati.

saya merasa bimbang, gundah dan tidak memahami harus melakukan apa saking bingungnya, saya hingga susah buat bernafas, dadaku berdetak begitu kencang, dan nafasku menderu-deru.

TOK… TOK…TOK… “Mbak Lenny….?”

Mendengar ketukan serta sapaan dipintu kamar hotelku, aku hanya bisa berdiri terdiam sambil menatap tajam kearah kenop pintu hotel. dan perlahan tapi absolut, saya bisa memastikan Bila kenop itu berputar perlahan.

 

“Mbaak…Leen…Nny…Halooow…?” Sapa Helmy lirih berasal pulang pintu kamar hotelku. “Mbaaak… apa engkau didalam sana?” saya mendengarmya lagi, memanggil lembut namaku..

Kenop pintu telah hampir berputar 1/2nya dan bisa saya pastikan, beberapa mili lagi pintu itu sempurna sudah bisa terbuka.

CKLEEK….

Oh yang kuasa, apa yg harus aku lakukan, pintu kamar hotelku sudah mampu dimasuki orang lain. aku bingung antara wajib menelepon Rudi atau hanya permanen mematung membisu di tempatku berdiri. saya menentukan yang terakhir. Hanya pasrah, menantikan apa yg akan dilakukan Helmy kepadaku.

Baca carita Lainnya di Lawastoto

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*